Uniknya Primbon Jawa

Difinisi

Primbon adalah ramalan jawa yang telah berusia ratusan tahun. Sebenarnya, primbon bisa diartikan sebagai pengetahuan jawa daripada ramalan, sebab hampir semua aktivitas manusia dibuat perhitungannya yang kemudian dijadikan pengetahuan.

Jadi dalam primbon, tidak terbatas menentukan ramalan yang berkaitan dengan nasib atau jodoh. Namun, dapat juga menjelaskan makna atas segala sesuatu yang terjadi atas manusia dan kehidupannya. Pendek kata primbon dapat menjawab segala sesuatu dan persoalan hidup manusia. Jadi primbon adalah bukti nyata kekayaan khasanah budaya indonesia atau primbon indonesia.

Keunikan Primbon

Dibanding ramalan lainnya, primbon memiliki beberapa keunikan yang tidak ditemukan pada jenis ramalan lain.

1. Lengkap

Ramalan primbon mencangkup banyak hal, yang biasanya tidak terdapat pada jenis ramalan lain. Ramalan lain biasanya bersifat spesifik dan hanya dapat menjelaskan bidang tertentu.

Feng shui, misalnya. Ramalan Cina yang hanya meramal tentang tata letak ruangan di rumah, namun feng shui tidak dapat menjelaskan makna kedutan. Contoh ramalan unik lainnya yang terdapat pada primbon adalah berikut ini.
  • Makna puput pusar.
  • Makna Bersin.
  • Makna perilaku hewan.
  • Makna telinga yang berdengung
  • Makna penggunaan kayu.

2. Detail

Primbon dapat menjelaskan sesuatu dengan detail. Bahkan, saking detailnya, terkadang sering terkesan lucu dan mengada-ada. Misalnya, sifat manusia berdasarkan bentuk bibirnya. Dalam kitab primbon dijelaskan bila orang dengan bibir lebar, berarti pandai mengatur uang, sabar, dan berani.

Sebaliknya, bibir yang agak kecil memiliki kepribadian suka berterus terang, berhati kecil, dan sering menganggap dirinya tidak bahagia. Bibir yang tipis bermakna orang yang mudah terpengaruh dan tidak punya prinsip. Bentuk bibir yang agak dower kepribadiannya selalu mementingkan diri sendiri dan tidak mau mengalah.

3. Pengetahuan Bukanlah Ramalan

Semua yang tertulis di primbon berdasarkan pengalaman orang-orang jawa dahulu, yang mungkin telah mengalami sebelumnya. Pengalaman itulah yang menjadikan dasar penulisan primbon yang dicampur dengan kultur budaya jawa yang sinkritis (animis, Hinduis, dan Islam).

Diambil Dari Berbagai Sumber