Cerita
Mistis - “Kemana kemana larinya ??” kata Mas Luki dengan nada suara yang
sedikit takut.
“Ga
tau arahnya kesini tadi !!” kata Om Bayan
“Itu
cahaya apaan tuh !!” kata ku menunjuk kearah ujung jalan
“Ayo
kesana !!” kata Om Bayan
Kita
berada dikegelapan malam yang tanpa cahaya dari bangunan Villa yang berjejer
ini. Sungguh Sangat sepi. Seperti tidak ada yang tinggal di Villa Villa mewah
ini. Hanya lampu redup yang menyala dibagian pintu depannya.
“Itu
lampu kontak control panel listrik jalan” kata Mas Luki.
Kita menoleh kekanan dan kekiri. Dibagian ujung jalan ini ada dataran tanah yang sedikit tinggi di banding jalan yang barusan kita lewat.
Kita menoleh kekanan dan kekiri. Dibagian ujung jalan ini ada dataran tanah yang sedikit tinggi di banding jalan yang barusan kita lewat.
“Naik
naik… lihat dari atas aja” Om Bayan mengajak kita naik ke dataran tinggi
diujung jalan.
“Edaaan
!! ini seperti kuburan ??” Tanya Mas Luki sambil terperangah.
“Hmmm
turun… turun aja deh…” kataku singkat dengan sekujur tubuh yang tiba tiba
merinding.
“Ya udah deh balik deh… Percuma di cari juga ngga bakalan ketemu !!” suara Om Bayan seraya turun dari dataran tinggi ini ke jalanan.
“Ya udah deh balik deh… Percuma di cari juga ngga bakalan ketemu !!” suara Om Bayan seraya turun dari dataran tinggi ini ke jalanan.
Kita
memutuskan kembali ke Villa mewah Tante Mira yang jaraknya hanya 400 meter dari
ujung jalan. Setiba di Villa kita melihat Om Anton sibuk menurunkan barang dari
mobil. Entah barang apa itu.
“Dari
mana… ?? “ Tanya Ibu ke arahku.
“Ada
kuntilanak bu tadi dipohon depan” kataku dengan enteng.
“Masa
??”
“Iya
tadi kita ngejar sampai ujung jalan, Tanya aja Mas Luki” Aku meyakinkan Ibu
“hiiii
serem !!!” kata Ibu pelan pelan. Sambil melangkah kearah pintu masuk Villa
Tante Mira.
Tiba
tiba pintu Masuk bangunan Villa Tante Mira terbuka perlahan…. oleh kunci pintu,
ditangan
Tante
Mira. Ternyata Tante Mira tidak langsung Masuk. Om Bayan disuruh Ibu untuk
masuk
lalu
Aku dibelakangnya. Aku Masuk tidak ada perasaan yang aneh. Ibu dan Mas Luki
juga ikut Masuk keruangan tamu lalu duduk.
Sedangkan
Om Bayan terlihat seperti orang bingung. Berjalan kesana kesini Om Bayan
melanjutkan langkah langkahnya hingga ruangan tengah. Akupun mengikuti langkah
Om Bayan Dan melihat kanan kiri suasana didalam Villa milik Tante Mira.
Dibagian
depan sebelah ruangan tamu adalah kamar utama yang saat Aku lihat pintu itu
sedang terbuka sedikit lebar.
Tiba
tiba pada saat yang sama.
“BRaaaakkz
!!” suara pintu kamar depan ditutup dari arah dalam. Ternyata hal ini hanya
diketahui sama Aku dan Om Bayan saja. Dan aku melihat jelas saat pintu itu
tertutup.
Makhluk
halus semakin menunjukkan keberadaannya di Villa mewah ini yang sepi. Aku
seperti merasa sedang berada di tengah tengah pemukiman Villa yang kosong.
“Dengar
ga bu ??” kataku
“Apaaah…
!!!“ lirih suara Ibu pelan dalam heran dan hati yang mulai takut.
“Tadi suara pintu ditutup… “ kataku
“Tadi suara pintu ditutup… “ kataku
“Enggak
dengar…” jawab Ibu berbisik.
“Sini
deh liat…” kataku sambil menarik tangan Ibu kedepan kamar utama itu yang
berjarak hanya empat langkah dari tempat duduk ruang tamu yang sebelumnya Ibu
duduki bersama Mas Luki.
“Tadi
waktu masuk saya lihat pintu itu terbuka sedikit, terus tiba tiba BRaaaakkz !!
pintu kamar ini seperti ada yang nutupin dari dalam. Om Anton dan Tante Mira
Masih diluarkan” kataku bertanya dengan sedikit gaya pemberani.
Seketika
itu Om Anton dan Tante Mira Masuk dari pintu depan tadi dan membawa beberapa
barang bawaannya.
“Itu
Masih diluar.. !!!” kata Ibu terheran heran dan terlihat wajahnya yang sangat
takut sekali.
Om Bayan Masih dengan perilaku yang diluar kebiasaan. Dia melihat kanan kiri dan terus melangkah ke seluruh ruangan di rumah ini. Terkadang kepalanya melihat ke sudut sudut ruangan.
Om Bayan Masih dengan perilaku yang diluar kebiasaan. Dia melihat kanan kiri dan terus melangkah ke seluruh ruangan di rumah ini. Terkadang kepalanya melihat ke sudut sudut ruangan.
“Nah..
!! Nanti kalian Masaknya disini” kata Ibu dengan sedikit keras hingga
memecahkan keheningan suasana yang tidak bersahabat itu. “Cuci piring disitu
ya, kamar mandi ini nih” Ibu menjelaskan sambil berlalu kearah ruang tamu.
Lho
kenapa Ibu terlihat familiar dengan rumah ini. Seakan-akan Ibu memang pernah
kerumah ini. Atau mungkin Ibu sengaja mengajak Om Bayan agar suasana mistis
dirumah ini bisa teratasi. Hatiku hanya bergumam dalam diam.
“Ki..
ki..!!!” Om Bayan memanggil Mas Luki, Aku juga tidak mau ketinggalan info dalam
keadaan yang membuat bulu bulu di tengkuk ku sering merinding. Aku ikut
menghampiri Om Bayan.
“Dengar
ya !! Disini penuh makhluk halus dimana mana.” kata Om Bayan dengan suara yang
pelan.
“Pikiran
jangan kosong. Jangan bengong. Lebih baik ngobrol daripada diam“ Om Bayan
menasehati Aku dan Mas Luki seraya menggelengkan kepalanya dengan mimik muka
yang heran tidak percaya.
“Oh
ya… nanti kita tidur disini ya. Cari tempat aja mau tidur dimana… kalau Ibu
biasanya diatas kursi yang diruang tamu” kata Ibu sambil mendekat kearah kami
dan memecahkan suasana yang sangat seram dirumah itu.
Dalam
hatiku berkata “Hmmm ternyata sepertinya benar, bahwa Ibu memang pernah kesini
dan sengaja mengajak kami bertiga untuk menemani dia selama disini.” Terlihat
jelas sekali dari cara Ibu bicara.
Suara
jejak langkah disertai desis suara angin terdengar jelas… dan terasa
menghampiri mendekat kearah kami berempat diruangan tengah ini… suara itu
semakin keras. Aku dalam keadaan yang takut sekali. Aku tak percaya berada
dalam keadaan yang makhluk halus berada di mana mana disekitarku. Aku selalu
yakin dengan perkataan Om Bayan mengenai keberadaan makhluk halus dirumah Villa
ini.
Tiba
tiba… langkah itu terdengar keras “Jeg.. Jeg.. Jeg...!!!” Semakin jelas semakin
menakutkan dan…. Semakin nyata ditelinga. Hingga tiba tiba dari arah belakang
kami.
“Heeeeyy…
nanti yang laki laki semua tidur diatas ya” ternyata suara Tante Mira.
Syukurlah ternyata Tante Mira yang menghampiri kami. Aku sudah mulai parno dengan keadaan horor seperti ini.
Syukurlah ternyata Tante Mira yang menghampiri kami. Aku sudah mulai parno dengan keadaan horor seperti ini.
Ketakutanku
sudah mulai menjadi. Ternyata perasaan takut yang kualami saat ini belum
seberapa dibanding seluruh kisah yang terjadi dimalam ini.
“Dimana
tante ??” Tanya Mas Luki
“Di
belakang, nanti saya antar kalian” jawab Tante Mira
“Aria
kamu sama Ibu ya disini ??” Ibu bertanya kearahku dan Tante Mira kembali
kekamar utama yang pintunya tertutup dari dalam saat kami Masuk.
“Akh
ngga ah bu… saya diatas aja sama Om Bayan ” jawabku dengan hatiku yang takut
dan tidak mau jauh dari Om Bayan .
“Yah
Ibu sendiri dong” Ibu bilang dengan nada yang pasrah
“Aria
lo temenin Ibu aja disini” suruh Mas Luki kepadaku
“Ngga
ah Mas !!!” kataku dengan nada yang datar.
Sedangkan
Om Bayan tetap diam membisu dalam keheranannya dengan penghuni alam ghaib
disekitar sini.
Tante
Mira datang kearah kami lagi. Dia baru saja mengambil kunci ruangan atas dan
lampu senter ditangannya.
Ternyata
ruangan atas itu bangunannya terpisah di halaman belakang. Kami mulai berjalan
menuju bangunan itu, mengikuti langkah kaki Tante mira yang berjalan didepan
kami.
Ada
speedboat yang diparkir dibagian bawah. Diatas garasi speedboat itulah terlihat
ada jendela kamar.
Kami
terus melanjutkan langkah kaki menuju ke bagian kiri bangunan itu. Melewati
dimana speedboat diparkir didepan kami.
Ada
tangga dibagian kiri bangunan kayu untuk naik keatas kamar itu. Kita mulai
menaiki tangga sementara Tante Mira sambil menjelaskan keadaan ruangan.
“Lampunya
disitu ya…, kalau mau kekamar kecil nanti ada tuh dibawah sana” sambil
menunjukkan arah yang tak jelas kami lihat tempatnya.
“Disini
kosong terus ya tante ?? “ Tanya Mas Luki kearah Tante Mira. Tak ada jawaban
sedikitpun mengenai pertanyaan Mas Luki ini.
“Nah
kamar tidurnya disitu ya…” Tante Mira menunjuk kearah depan yang memang
terlihat ada pintu kamar.
Bangunan
ini sungguh artistik. Seluruhnya terbuat dari kayu. Aku tidak tahu jenis kayu
apa yang berwarna merah marun ini. Entah itu Cat warna atau memang warna kayu
aslinya.
Suasana
didalam bangunan ruangan ini memberikan aura yang sangat mistis. Diatas
bangunan ini terlihat terbuka bagaikan pendopo.
Hanya
pilar pilar kayu sajalah bagian yang terlihat. Hanya bagian kamar itulah yang
tertutup dengan dinding kayu. Seakan-akan kami ini sedang berada diluar
ruangan. Tidak berada didalam Villa yang kami bayangkan.
Om
Bayan membuka pintu kamar bangunan kayu sedang Tante Mira jalan berbalik arah
tanpa keluar bahasa lagi dan menuju rumah Villa yang sebenarnya.
Pintu
kamar terbuka perlahan oleh tangan Om Bayan. Terlihat gelap didalam kamar itu
dalam pandanganku. Memang lampunya belum dinyalakan. Sepertinya lampu harus
dinyalakan dari dalam. Lalu Om Bayan terlihat membuka pintu lebih lebar. Ketika
itu pula Om Bayan bersuara kecewa dengan terdengar suara yang agak keras.
“Aduuuuu..uh…!!!
banyak banget sih… permisi ya… numpang istirahat disini.” kata Om Bayan usai
menyalakan lampu kamar ini.