Teror Hantu Kuntilanak (3)

Cerita Mistis - “Kemana kemana larinya ??” kata Mas Luki dengan nada suara yang sedikit takut.
“Ga tau arahnya kesini tadi !!” kata Om Bayan
“Itu cahaya apaan tuh !!” kata ku menunjuk kearah ujung jalan
“Ayo kesana !!” kata Om Bayan
Kita berada dikegelapan malam yang tanpa cahaya dari bangunan Villa yang berjejer ini. Sungguh Sangat sepi. Seperti tidak ada yang tinggal di Villa Villa mewah ini. Hanya lampu redup yang menyala dibagian pintu depannya.
“Itu lampu kontak control panel listrik jalan” kata Mas Luki.
Kita menoleh kekanan dan kekiri. Dibagian ujung jalan ini ada dataran tanah yang sedikit tinggi di banding jalan yang barusan kita lewat.
“Naik naik… lihat dari atas aja” Om Bayan mengajak kita naik ke dataran tinggi diujung jalan.
“Edaaan !! ini seperti kuburan ??” Tanya Mas Luki sambil terperangah.
“Hmmm turun… turun aja deh…” kataku singkat dengan sekujur tubuh yang tiba tiba merinding.
“Ya udah deh balik deh… Percuma di cari juga ngga bakalan ketemu !!” suara Om Bayan seraya turun dari dataran tinggi ini ke jalanan.
Kita memutuskan kembali ke Villa mewah Tante Mira yang jaraknya hanya 400 meter dari ujung jalan. Setiba di Villa kita melihat Om Anton sibuk menurunkan barang dari mobil. Entah barang apa itu.
“Dari mana… ?? “ Tanya Ibu ke arahku.
“Ada kuntilanak bu tadi dipohon depan” kataku dengan enteng.
“Masa ??”
“Iya tadi kita ngejar sampai ujung jalan, Tanya aja Mas Luki” Aku meyakinkan Ibu
“hiiii serem !!!” kata Ibu pelan pelan. Sambil melangkah kearah pintu masuk Villa Tante Mira.
Tiba tiba pintu Masuk bangunan Villa Tante Mira terbuka perlahan…. oleh kunci pintu, ditangan
Tante Mira. Ternyata Tante Mira tidak langsung Masuk. Om Bayan disuruh Ibu untuk masuk
lalu Aku dibelakangnya. Aku Masuk tidak ada perasaan yang aneh. Ibu dan Mas Luki juga ikut Masuk keruangan tamu lalu duduk.
Sedangkan Om Bayan terlihat seperti orang bingung. Berjalan kesana kesini Om Bayan melanjutkan langkah langkahnya hingga ruangan tengah. Akupun mengikuti langkah Om Bayan Dan melihat kanan kiri suasana didalam Villa milik Tante Mira. 
Dibagian depan sebelah ruangan tamu adalah kamar utama yang saat Aku lihat pintu itu sedang terbuka sedikit lebar.
Tiba tiba pada saat yang sama.
“BRaaaakkz !!” suara pintu kamar depan ditutup dari arah dalam. Ternyata hal ini hanya diketahui sama Aku dan Om Bayan saja. Dan aku melihat jelas saat pintu itu tertutup.
Makhluk halus semakin menunjukkan keberadaannya di Villa mewah ini yang sepi. Aku seperti merasa sedang berada di tengah tengah pemukiman Villa yang kosong.
“Dengar ga bu ??” kataku
“Apaaah… !!!“ lirih suara Ibu pelan dalam heran dan hati yang mulai takut.
“Tadi suara pintu ditutup… “ kataku
“Enggak dengar…” jawab Ibu berbisik.
“Sini deh liat…” kataku sambil menarik tangan Ibu kedepan kamar utama itu yang berjarak hanya empat langkah dari tempat duduk ruang tamu yang sebelumnya Ibu duduki bersama Mas Luki.
“Tadi waktu masuk saya lihat pintu itu terbuka sedikit, terus tiba tiba BRaaaakkz !! pintu kamar ini seperti ada yang nutupin dari dalam. Om Anton dan Tante Mira Masih diluarkan” kataku bertanya dengan sedikit gaya pemberani.
Seketika itu Om Anton dan Tante Mira Masuk dari pintu depan tadi dan membawa beberapa barang bawaannya.
“Itu Masih diluar.. !!!” kata Ibu terheran heran dan terlihat wajahnya yang sangat takut sekali.
Om Bayan Masih dengan perilaku yang diluar kebiasaan. Dia melihat kanan kiri dan terus melangkah ke seluruh ruangan di rumah ini. Terkadang kepalanya melihat ke sudut sudut ruangan.
“Nah.. !! Nanti kalian Masaknya disini” kata Ibu dengan sedikit keras hingga memecahkan keheningan suasana yang tidak bersahabat itu. “Cuci piring disitu ya, kamar mandi ini nih” Ibu menjelaskan sambil berlalu kearah ruang tamu.
Lho kenapa Ibu terlihat familiar dengan rumah ini. Seakan-akan Ibu memang pernah kerumah ini. Atau mungkin Ibu sengaja mengajak Om Bayan agar suasana mistis dirumah ini bisa teratasi. Hatiku hanya bergumam dalam diam.
“Ki.. ki..!!!” Om Bayan memanggil Mas Luki, Aku juga tidak mau ketinggalan info dalam keadaan yang membuat bulu bulu di tengkuk ku sering merinding. Aku ikut menghampiri Om Bayan.
“Dengar ya !! Disini penuh makhluk halus dimana mana.” kata Om Bayan dengan suara yang pelan.
“Pikiran jangan kosong. Jangan bengong. Lebih baik ngobrol daripada diam“ Om Bayan menasehati Aku dan Mas Luki seraya menggelengkan kepalanya dengan mimik muka yang heran tidak percaya.
“Oh ya… nanti kita tidur disini ya. Cari tempat aja mau tidur dimana… kalau Ibu biasanya diatas kursi yang diruang tamu” kata Ibu sambil mendekat kearah kami dan memecahkan suasana yang sangat seram dirumah itu.
Dalam hatiku berkata “Hmmm ternyata sepertinya benar, bahwa Ibu memang pernah kesini dan sengaja mengajak kami bertiga untuk menemani dia selama disini.” Terlihat jelas sekali dari cara Ibu bicara.
Suara jejak langkah disertai desis suara angin terdengar jelas… dan terasa menghampiri mendekat kearah kami berempat diruangan tengah ini… suara itu semakin keras. Aku dalam keadaan yang takut sekali. Aku tak percaya berada dalam keadaan yang makhluk halus berada di mana mana disekitarku. Aku selalu yakin dengan perkataan Om Bayan mengenai keberadaan makhluk halus dirumah Villa ini.
Tiba tiba… langkah itu terdengar keras “Jeg.. Jeg.. Jeg...!!!” Semakin jelas semakin menakutkan dan…. Semakin nyata ditelinga. Hingga tiba tiba dari arah belakang kami.
“Heeeeyy… nanti yang laki laki semua tidur diatas ya” ternyata suara Tante Mira.
Syukurlah ternyata Tante Mira yang menghampiri kami. Aku sudah mulai parno dengan keadaan horor seperti ini.
Ketakutanku sudah mulai menjadi. Ternyata perasaan takut yang kualami saat ini belum seberapa dibanding seluruh kisah yang terjadi dimalam ini.
“Dimana tante ??” Tanya Mas Luki
“Di belakang, nanti saya antar kalian” jawab Tante Mira
“Aria kamu sama Ibu ya disini ??” Ibu bertanya kearahku dan Tante Mira kembali kekamar utama yang pintunya tertutup dari dalam saat kami Masuk.
“Akh ngga ah bu… saya diatas aja sama Om Bayan ” jawabku dengan hatiku yang takut dan tidak mau jauh dari Om Bayan .
“Yah Ibu sendiri dong” Ibu bilang dengan nada yang pasrah
“Aria lo temenin Ibu aja disini” suruh Mas Luki kepadaku
“Ngga ah Mas !!!” kataku dengan nada yang datar.
Sedangkan Om Bayan tetap diam membisu dalam keheranannya dengan penghuni alam ghaib disekitar sini.
Tante Mira datang kearah kami lagi. Dia baru saja mengambil kunci ruangan atas dan lampu senter ditangannya.
Ternyata ruangan atas itu bangunannya terpisah di halaman belakang. Kami mulai berjalan menuju bangunan itu, mengikuti langkah kaki Tante mira yang berjalan didepan kami.
Ada speedboat yang diparkir dibagian bawah. Diatas garasi speedboat itulah terlihat ada jendela kamar.
Kami terus melanjutkan langkah kaki menuju ke bagian kiri bangunan itu. Melewati dimana speedboat diparkir didepan kami.
Ada tangga dibagian kiri bangunan kayu untuk naik keatas kamar itu. Kita mulai menaiki tangga sementara Tante Mira sambil menjelaskan keadaan ruangan.
“Lampunya disitu ya…, kalau mau kekamar kecil nanti ada tuh dibawah sana” sambil menunjukkan arah yang tak jelas kami lihat tempatnya.
“Disini kosong terus ya tante ?? “ Tanya Mas Luki kearah Tante Mira. Tak ada jawaban sedikitpun mengenai pertanyaan Mas Luki ini.
“Nah kamar tidurnya disitu ya…” Tante Mira menunjuk kearah depan yang memang terlihat ada pintu kamar.
Bangunan ini sungguh artistik. Seluruhnya terbuat dari kayu. Aku tidak tahu jenis kayu apa yang berwarna merah marun ini. Entah itu Cat warna atau memang warna kayu aslinya.
Suasana didalam bangunan ruangan ini memberikan aura yang sangat mistis. Diatas bangunan ini terlihat terbuka bagaikan pendopo.
Hanya pilar pilar kayu sajalah bagian yang terlihat. Hanya bagian kamar itulah yang tertutup dengan dinding kayu. Seakan-akan kami ini sedang berada diluar ruangan. Tidak berada didalam Villa yang kami bayangkan.
Om Bayan membuka pintu kamar bangunan kayu sedang Tante Mira jalan berbalik arah tanpa keluar bahasa lagi dan menuju rumah Villa yang sebenarnya.
Pintu kamar terbuka perlahan oleh tangan Om Bayan. Terlihat gelap didalam kamar itu dalam pandanganku. Memang lampunya belum dinyalakan. Sepertinya lampu harus dinyalakan dari dalam. Lalu Om Bayan terlihat membuka pintu lebih lebar. Ketika itu pula Om Bayan bersuara kecewa dengan terdengar suara yang agak keras.
“Aduuuuu..uh…!!! banyak banget sih… permisi ya… numpang istirahat disini.” kata Om Bayan usai menyalakan lampu kamar ini.